Kala itu saya masih duduk di bangku SMA kelas 2. Sebenarnya saya waktu itu sudah menggeluti kegiatan pencinta alam di sekolah, tapi saya jarang datang. Maklum masih jadi anak rumahan, masih terkekang oleh panasnya jeruji besi. hehehe. Pada waktu itu kawan - kawan rumah yang emang sebelumnya suka menggeluti dunia petualangan, ya walaupun hanya beberapa orang, mengajak saya dan kawan - kawan lainnya untuk mendaki gunung gede.Tanpa berpikir panjang, saya pun langsung mengiyakan ajakan mereka, walaupun sebetulnya tidak tau di izinkan apa tidak.
Karena Saya belum mengerti cara perizinan dan yang lainnya, jadi kawan - kawan saya yang mengurus semua perizinan dan juga perlengkapan pendakiannya. Untuk logistik kami patungan per/orang sekitar 20rb. Kawan saya pun berangkat ke Cibodas untuk melakukan pendaftaran, dan katanya perizinan di gunung gede harus boking dan per/orang kena biaya 8rb, dan bawa fotocopy ktp. Dulu juga belum ada sistem online dan peraturan barunya saat itu hanya boleh melakukan pendakian selama 2 hari 1 malam, begitu kata kawan ku. ya kami sii ikuti saja.
Pendakian ini yang melakukan boking dari teman teman saya tadinya ada sekitar 9 orang yang ikut, tapi karena ada berbagai kendala, jadinya yang bisa berangkat hanya ada 4 orang ( Saya, Dedo, Peta, dan Anto). Saya, anak yang baru mau naik kelas 3 SMA di Tangsel, tahun 2007 loh. Dedo (Firandi Armasyah), mahasiswa yang mengikuti mapala agrawitaka "Moestopo" (dulu). Peta (Vieta Indra lesmana), cucu Ketua RW di rumah kami, dan sudah lumayan menggeluti pencinta alam sedari sekolah, ikut mapala stacia UMJ (dulu). Anto, pengusaha rental dan lain-lain, dia belum pernah sama sekali menggeluti dunia alam bebas, sama seperti saya (dulu).
Kami pun mempersiapkan semua perlengkapan dan membeli logistik yang akan di bawa, semua di kumpulkan di rumahnya Anto. Kami membawa 2 tenda, karena 1 tenda hanya cukup 2 orang. Tas Cariel pun sudah begitu tinggi terisi, teman ku yang tidak ikut pun melihat dan berkata, "gede banget tasnya, itu lu yang bawa tasnya Yud?? Awas tulang lu patah nanti", katanya. Saya pun hanya tersenyum saja mendengarnya. sesudah semua beres, Kami pun beristirahat dirumah masing-masing.
keesokan hari, 20 Juni 2007. siang hari kami ber-4 setelah semua berpamitan kepada orang tua masing-masing, kami pun beranjak dari rumah untuk berjalan kaki mencari angkutan umum yang membawa kami ke Ciputat dan lanjut ke Terminal Kampung Raambutan. Dari sini kita bisa naik bus yang ke arah bandung, garut, Tasik atau lainnya, yang penting melewati puncak, nanti kita berhenti di pasar Cipanas, busnya itu sekitar 7rban kala itu. Karena kita naik dari Gn Putri, jadi berhenti di Cipanas, kalau mau naik dari Cibodas, ya berhentinya di Cibodas. Dari pasar Cipanas kami ber-4 sampai sekitar sehabis maghrib. Disini kami belanja keperluan yang kurang-kurang dulu. Setelah semua keperluan serasa cukup, kami pun mencarter angkot untuk membawa kami ber4 k'basecamp terakhir pendakian Gede via Gn Putri.
Dan akhirnya kami mendapatkan angkot, karena kami hanya ber-4, supirnya meminta 5rb per-orang, ya walaupun agak mahal, terima sajalah, karena sudah agak malam juga. Sang supir tampaknya sedang mabuk, bawa mobilnya ugal-ugalan dengan di temani 2 wanita di sebelahnya dan di iringi lagu dangdut ia pun melaju kencang tanpa menghiraukan penumpangnya. ohh nooo !!! ckckckck.
Sekitar setengah jam, akhirnya kami sampai di camp terakhir pendakian gunung gede. Kami bersantai di warung, yang niatnya melakukan pendakian pada esok harinya. Karena dahulu belum tau ada basecamp ranger untuk lapor pendakian. Kami memutuskan untuk di warung saja, dan untungnya si bapak yang punya warung menawarkan untuk bermalam di rumahnya, beruntung sekali. Alhasil kami pun bermalam di rumah bapak pemilik warung, yang sampai sekarang saya tidak tau namanya. ckckckck. yasudahlah kami pun menumpang beristirahat di rumahnya sampai esok pagi menjelang.
Pagi sudah tiba, mentari telah bersinar terang, sekitar pukul 06.00 WIB kami pun beranjak dari rumah si bapak pemilik warung, dan ternyata si bapak bersama istrinya sudah buka warungnya dan sudah menyiapkan sarapan pagi untuk kami. Kami pun makan secukupnya, ya walaupun Anto makan cukup banyak, karena terakhir makan enak katanya. hhihi. Selesai makan, Kami pun berberes-beres untuk berangkat dan tidak lupa membeli sayuran, walaupun lupa yang namanya mandi. hehe.
Pendakian pun di mulai disini, setelah berpamitan kepada si bapak pemilik warung dan istrinya. Jam menunjukkan pukul 08.15, baru berjalan sebentar ternyata di depan ada pos lapor pendakian Gn Putri, kami lapor dulu. Setelah lapor, kami pun melanjutkan perjalanan. Setengah jam berjalan, Anto sudah agak terengah nafasnya, mungkin karena salah packing cariel dy, karena 1 cariel di isi 2 tenda. Akhirnya Dedo yang membawa cariel itu, Saya berjalan duluan bersama Peta. Tidak lama sebelum sampe pos 1, Dedo minta "break", dan tiba2... huaakk, ia muntah. Peta langsung turun menghampiri dan menanyakan, "lu gapapa Do?. Gpp kok, gw emang gini kalau baru naik, muntah dulu. Dan kami pun melanjutkan perjalanan kembali. sekitar sejam lebih perjalanan, akhirnya kami sampai di pos 1.
Setelah beristirahat sebentar, kami pun melanjutkan perjalanan lagi. Dari sini kami tidak pernah berhenti lagi yang lama, kecuali untuk minum. Tanjakan demi tanjakan di lalui, tanjakan yang sangat terjal terus menghadang di jalur ini, karena jalurnya jalur air, jadi lumayan terjal. sekitar 2 jam telah berlalu, tiba-tiba kakinya Anto mengalami kram, saya dan dedo berhenti untuk menemani Anto istirahat dulu, sampai kram nya hilang sambil di olesi balsem. Peta sudah duluan di depan jauh, mungkin ia sendirian, karena waktu itu sepi banget yang naik, ada juga orang-orang setempat, yang tapak tilas ke goa ngasih sesaji katanya. mereka jalan aja cepet-cepet banget, udah biasa mungkin, serasa gunung punya sendiri.
Setelah kram di kaki anto sudah agak hilang, kami pun melanjutkan lagi, sambil mengejar si peta, kasian ia sendirian. Tapi makin di kejar malah ga ketemu-ketemu. dan akhirnya pun ketemu di jalan yang agak datar, ia sedang duduk setengah tidur. "ahh lama banget lu pada ngapain siih?" tanya Peta. itu si Anto kram kakinya, jawab saya. Yaudah sini cariel yang di Anto gw yang bawa, udah dikit lagi tuh sampai, Peta berkata. Dan Anto sama Dedo pun jalan duluan akhirnya, saya malah nemenin Peta istirahat. Udah nyantai dulu yud, udah deket ini, Peta bilang demikian, ya saya nyantai juga. hhehe. Sekitar setengah jam kami bersantai-santai. Dan perjalanan pun di lanjutkan lagi, setelah ketemu jalan datar ini, sekitar setengah jam lagi udah mau sampai yang namanya Surya Kencana, sebuah padang rumput yang datar di hiasi pohon-pohon edelweis dengan bunga-bunganya yang cantik. Akhirnya kami pun sampai di Surya kencana sekitar pukul 13.20.
Setelah sampai di Suya kencana pun kami langsung mencari tempat untuk mendirikan tenda. Kami mencari tempatnya yang dekat dengan sumber air. Kami pun mendirikan tenda dan bermalam disini. Saya setenda dengan Anto, menggunakan tenda saya yang sudah lawas. hihi. Sementara Peta setenda dengan Dedo. Setelah mendirikan tenda dan masak-masak untu sarapan dan menghangatkan tubuh, kami pun terlelap dalam sunyi dan heningnya surya kencana.
Malam pun tiba, dan kami sudah mulai kelaparan lagi, dan mulai memasak lagi. inilah kenyamanan saat di gunung, sebuah kebersamaan dalam tenda. Berbagi bersama bercerita, bersenda gurau dan tertawa riang. Kehangatan dalam tenda yang dinginnya di luar tidak tau minus berapa, semua terasa hangat dalam tenda kebersamaan, tidak akan kau temukan di mana pun. Setelah perut terisi, Saya dan Anto pun masuk ke tenda saya untuk tidur.
Tapi saya tidak langsung tidur, saya menikmati dulu dinginnya surya kencana. Bau tumbuh-tumbuhan sangat terasa sekali, juga gemerlap bintang-bintang yang sangat dekat, yang tidak pernah saya lihat sedekat ini. Inilah pendakian pertama ku, saya merasakan kebebasan disini (gunung), saya merasa seperti punya pribadi yang baru, itu yang saya rasakan. Kabut pun mulai turun perlahan dan mulai tebal sehingga tenda pun tidak terlihat, Saya pun masuk ke tenda dan memulai tidur pertama kali di dinginnya alam pegunungan, alam para petualangan.
MENGAGUMI BUNGA ABADI (EDELWEIS) DI SURYA KENCANA
Mentari pun sudah menyingsing di
Karena Saya belum mengerti cara perizinan dan yang lainnya, jadi kawan - kawan saya yang mengurus semua perizinan dan juga perlengkapan pendakiannya. Untuk logistik kami patungan per/orang sekitar 20rb. Kawan saya pun berangkat ke Cibodas untuk melakukan pendaftaran, dan katanya perizinan di gunung gede harus boking dan per/orang kena biaya 8rb, dan bawa fotocopy ktp. Dulu juga belum ada sistem online dan peraturan barunya saat itu hanya boleh melakukan pendakian selama 2 hari 1 malam, begitu kata kawan ku. ya kami sii ikuti saja.
Pendakian ini yang melakukan boking dari teman teman saya tadinya ada sekitar 9 orang yang ikut, tapi karena ada berbagai kendala, jadinya yang bisa berangkat hanya ada 4 orang ( Saya, Dedo, Peta, dan Anto). Saya, anak yang baru mau naik kelas 3 SMA di Tangsel, tahun 2007 loh. Dedo (Firandi Armasyah), mahasiswa yang mengikuti mapala agrawitaka "Moestopo" (dulu). Peta (Vieta Indra lesmana), cucu Ketua RW di rumah kami, dan sudah lumayan menggeluti pencinta alam sedari sekolah, ikut mapala stacia UMJ (dulu). Anto, pengusaha rental dan lain-lain, dia belum pernah sama sekali menggeluti dunia alam bebas, sama seperti saya (dulu).
Kami pun mempersiapkan semua perlengkapan dan membeli logistik yang akan di bawa, semua di kumpulkan di rumahnya Anto. Kami membawa 2 tenda, karena 1 tenda hanya cukup 2 orang. Tas Cariel pun sudah begitu tinggi terisi, teman ku yang tidak ikut pun melihat dan berkata, "gede banget tasnya, itu lu yang bawa tasnya Yud?? Awas tulang lu patah nanti", katanya. Saya pun hanya tersenyum saja mendengarnya. sesudah semua beres, Kami pun beristirahat dirumah masing-masing.
keesokan hari, 20 Juni 2007. siang hari kami ber-4 setelah semua berpamitan kepada orang tua masing-masing, kami pun beranjak dari rumah untuk berjalan kaki mencari angkutan umum yang membawa kami ke Ciputat dan lanjut ke Terminal Kampung Raambutan. Dari sini kita bisa naik bus yang ke arah bandung, garut, Tasik atau lainnya, yang penting melewati puncak, nanti kita berhenti di pasar Cipanas, busnya itu sekitar 7rban kala itu. Karena kita naik dari Gn Putri, jadi berhenti di Cipanas, kalau mau naik dari Cibodas, ya berhentinya di Cibodas. Dari pasar Cipanas kami ber-4 sampai sekitar sehabis maghrib. Disini kami belanja keperluan yang kurang-kurang dulu. Setelah semua keperluan serasa cukup, kami pun mencarter angkot untuk membawa kami ber4 k'basecamp terakhir pendakian Gede via Gn Putri.
Dan akhirnya kami mendapatkan angkot, karena kami hanya ber-4, supirnya meminta 5rb per-orang, ya walaupun agak mahal, terima sajalah, karena sudah agak malam juga. Sang supir tampaknya sedang mabuk, bawa mobilnya ugal-ugalan dengan di temani 2 wanita di sebelahnya dan di iringi lagu dangdut ia pun melaju kencang tanpa menghiraukan penumpangnya. ohh nooo !!! ckckckck.
Sekitar setengah jam, akhirnya kami sampai di camp terakhir pendakian gunung gede. Kami bersantai di warung, yang niatnya melakukan pendakian pada esok harinya. Karena dahulu belum tau ada basecamp ranger untuk lapor pendakian. Kami memutuskan untuk di warung saja, dan untungnya si bapak yang punya warung menawarkan untuk bermalam di rumahnya, beruntung sekali. Alhasil kami pun bermalam di rumah bapak pemilik warung, yang sampai sekarang saya tidak tau namanya. ckckckck. yasudahlah kami pun menumpang beristirahat di rumahnya sampai esok pagi menjelang.
Pagi sudah tiba, mentari telah bersinar terang, sekitar pukul 06.00 WIB kami pun beranjak dari rumah si bapak pemilik warung, dan ternyata si bapak bersama istrinya sudah buka warungnya dan sudah menyiapkan sarapan pagi untuk kami. Kami pun makan secukupnya, ya walaupun Anto makan cukup banyak, karena terakhir makan enak katanya. hhihi. Selesai makan, Kami pun berberes-beres untuk berangkat dan tidak lupa membeli sayuran, walaupun lupa yang namanya mandi. hehe.
Pendakian pun di mulai disini, setelah berpamitan kepada si bapak pemilik warung dan istrinya. Jam menunjukkan pukul 08.15, baru berjalan sebentar ternyata di depan ada pos lapor pendakian Gn Putri, kami lapor dulu. Setelah lapor, kami pun melanjutkan perjalanan. Setengah jam berjalan, Anto sudah agak terengah nafasnya, mungkin karena salah packing cariel dy, karena 1 cariel di isi 2 tenda. Akhirnya Dedo yang membawa cariel itu, Saya berjalan duluan bersama Peta. Tidak lama sebelum sampe pos 1, Dedo minta "break", dan tiba2... huaakk, ia muntah. Peta langsung turun menghampiri dan menanyakan, "lu gapapa Do?. Gpp kok, gw emang gini kalau baru naik, muntah dulu. Dan kami pun melanjutkan perjalanan kembali. sekitar sejam lebih perjalanan, akhirnya kami sampai di pos 1.
Setelah beristirahat sebentar, kami pun melanjutkan perjalanan lagi. Dari sini kami tidak pernah berhenti lagi yang lama, kecuali untuk minum. Tanjakan demi tanjakan di lalui, tanjakan yang sangat terjal terus menghadang di jalur ini, karena jalurnya jalur air, jadi lumayan terjal. sekitar 2 jam telah berlalu, tiba-tiba kakinya Anto mengalami kram, saya dan dedo berhenti untuk menemani Anto istirahat dulu, sampai kram nya hilang sambil di olesi balsem. Peta sudah duluan di depan jauh, mungkin ia sendirian, karena waktu itu sepi banget yang naik, ada juga orang-orang setempat, yang tapak tilas ke goa ngasih sesaji katanya. mereka jalan aja cepet-cepet banget, udah biasa mungkin, serasa gunung punya sendiri.
Setelah kram di kaki anto sudah agak hilang, kami pun melanjutkan lagi, sambil mengejar si peta, kasian ia sendirian. Tapi makin di kejar malah ga ketemu-ketemu. dan akhirnya pun ketemu di jalan yang agak datar, ia sedang duduk setengah tidur. "ahh lama banget lu pada ngapain siih?" tanya Peta. itu si Anto kram kakinya, jawab saya. Yaudah sini cariel yang di Anto gw yang bawa, udah dikit lagi tuh sampai, Peta berkata. Dan Anto sama Dedo pun jalan duluan akhirnya, saya malah nemenin Peta istirahat. Udah nyantai dulu yud, udah deket ini, Peta bilang demikian, ya saya nyantai juga. hhehe. Sekitar setengah jam kami bersantai-santai. Dan perjalanan pun di lanjutkan lagi, setelah ketemu jalan datar ini, sekitar setengah jam lagi udah mau sampai yang namanya Surya Kencana, sebuah padang rumput yang datar di hiasi pohon-pohon edelweis dengan bunga-bunganya yang cantik. Akhirnya kami pun sampai di Surya kencana sekitar pukul 13.20.
Tenda lawas |
Malam pun tiba, dan kami sudah mulai kelaparan lagi, dan mulai memasak lagi. inilah kenyamanan saat di gunung, sebuah kebersamaan dalam tenda. Berbagi bersama bercerita, bersenda gurau dan tertawa riang. Kehangatan dalam tenda yang dinginnya di luar tidak tau minus berapa, semua terasa hangat dalam tenda kebersamaan, tidak akan kau temukan di mana pun. Setelah perut terisi, Saya dan Anto pun masuk ke tenda saya untuk tidur.
Tapi saya tidak langsung tidur, saya menikmati dulu dinginnya surya kencana. Bau tumbuh-tumbuhan sangat terasa sekali, juga gemerlap bintang-bintang yang sangat dekat, yang tidak pernah saya lihat sedekat ini. Inilah pendakian pertama ku, saya merasakan kebebasan disini (gunung), saya merasa seperti punya pribadi yang baru, itu yang saya rasakan. Kabut pun mulai turun perlahan dan mulai tebal sehingga tenda pun tidak terlihat, Saya pun masuk ke tenda dan memulai tidur pertama kali di dinginnya alam pegunungan, alam para petualangan.
MENGAGUMI BUNGA ABADI (EDELWEIS) DI SURYA KENCANA
Mentari pun sudah menyingsing di
Lembah Surya kencana dan saya kesiangan,
jam menunjukan pukul 06.30. ckckckck. Dedo ternyata sudah bangun sedari pagi untuk mengambil foto sunrise. "sial, gw ga di bangunin". Kami pun bergegas bangun untuk memasak air untuk membuat kopi dan makanan untuk di santap pagi ini sambil berfoto-foto ria.
Menikmati keindahan alam yang di suguhkan oleh Yang Maha Kuasa. Betapa indahnya bentangan lembah surya kencana yang sangat lah luas dan datar ini. Dengan di hiasi pepohonan edelweis atau yang biasa di sebut bunga abadi. Sebenarnya dulu tak pernah terpikirkan olehku, mengapa di atas gunung terdapat padang datar seluas ini?? padahal gunung kan lancip. mungkin lebarnya sebesar stadion Gelora Bung Karno ya. Inilah bukti kebesaran Tuhan.
PUNCAK GUNUNG GEDE
Setelah selesai berfoto-foto, sarapan dan mempacking barang-barang semuanya, kami berjalan lagi, sekitar pukul 10.35 dan sekarang menuju titik destinasi, yaitu puncak dari gunung Gede, Jalan yang di lalui cukup menanjak juga sekarang seperti jalur yang gunung putri, walaupun tidak begitu terjal, tapi lumayan menguras tenaga. Dari Surya kencana menuju puncak gunung gede, sekitar 45 menit telah kami lalui. Dan akhirnyaaa, kami sampai juga di puncak tertinggi gunung gede. Aku tak bisa berkata apa-apa, indah sekali kawahnnya, menakjubkan.
PUNCAK GUNUNG GEDE
Setelah selesai berfoto-foto, sarapan dan mempacking barang-barang semuanya, kami berjalan lagi, sekitar pukul 10.35 dan sekarang menuju titik destinasi, yaitu puncak dari gunung Gede, Jalan yang di lalui cukup menanjak juga sekarang seperti jalur yang gunung putri, walaupun tidak begitu terjal, tapi lumayan menguras tenaga. Dari Surya kencana menuju puncak gunung gede, sekitar 45 menit telah kami lalui. Dan akhirnyaaa, kami sampai juga di puncak tertinggi gunung gede. Aku tak bisa berkata apa-apa, indah sekali kawahnnya, menakjubkan.
Di sebelahnya kita bisa melihat Gunung pangrango yang menjulang bersebelahan dengan gunung gede. Segaalaa rasa lelah, cape, penat, dingin, lapar dan lainnya semua terbayar tuntas disini. Indahnya alam ini. Setelah asyik berfoto dan lainnya, karena juga sudah agak panas, jam menunjukan pukul 11.45, kami bergegas turun melalui jalur Cibodas. jalurnya sekarang tinggal menurun aja. Turun dan terus menurun, bergelayutan di pohon - pohon layaknya siamang. hihihi. Setelah melewati tanjakan rante/tanjakan setan, sekitar 2 jam lebih akhirnya kita sampai di shelter yang namnya kandang badak, istirahat sejenak disini. Setelah setengah jam beristirahat, perjalanan turun di lanjutkan kembali.
Dari kandang badak ini, jalan sudah mulai agak mendatar dengan batu-batuan yang tertata rapih, tidak tau siapa yang menatanya. Bebrapa jam kemudian, jam menunjukan pukul 14.45, Kami sampai di air panas. Dan berhenti cukup lama disini untuk menyegarkan diri, mencuci muka, berendam kaki, nyemil makanan dan yang lainnya. Ibarat orang yang udah beli tiket dufan, ga mau rugi banget apa aja di cobain. haha. Kami bersantai disini sekitar sejam an lah. Pukul15.55 Kami melanjutkan perjalanan lagi, dan jalur datar yang tertata ini semakin membosankan rasanya.
Seiring berjalannya waktu, derap kaki semakin sakit dan dengkul mulai goyah, Kami pun sampai di pos Panyancangan, di belakang sana ada air terjun cibeureum yang orang-orang wisata biasa datangi, sampai sini kira-kira pukul 17.15. Lalu Dedo berkata, "udah lanjut aja ya, keburu maghrib soalnya". Okelah setelah meneguk air sedikit, jalan di lanjut lagi, tidak lama sekitar setengah jam kita ketemu dengan jembatan Cibodas. Dan kami berfoto sejenak disini. Setelah itu perjalanan lanjut lagi, sampai lah di telaga biru. katanya siihh telaga ini bisa berganti-ganti warna sesuai musimnya, dan konon pula tempat ini lumayan angker.
Seiring berjalannya waktu, derap kaki semakin sakit dan dengkul mulai goyah, Kami pun sampai di pos Panyancangan, di belakang sana ada air terjun cibeureum yang orang-orang wisata biasa datangi, sampai sini kira-kira pukul 17.15. Lalu Dedo berkata, "udah lanjut aja ya, keburu maghrib soalnya". Okelah setelah meneguk air sedikit, jalan di lanjut lagi, tidak lama sekitar setengah jam kita ketemu dengan jembatan Cibodas. Dan kami berfoto sejenak disini. Setelah itu perjalanan lanjut lagi, sampai lah di telaga biru. katanya siihh telaga ini bisa berganti-ganti warna sesuai musimnya, dan konon pula tempat ini lumayan angker.
Telaga biru ini hanya kami lewati saja, karena juga udah hampir maghrib. Di perjalanan kami berbincang tentang bagaimana nanti pulangnya, apakah masih ada mobil malam-malam gini. mobil buat turun ke Cibodas nya masih banyak ga ya?? Tanya Peta. Banyak, tenang aja. Jawab Dedo. kalo bis dari Cibodas ke jakartanya masih ada ga?? Tanya saya. Nah itu dia, yaudah mudah-mudahan aja masih ada. Jawab Peta.
Setelah lama kami berjalan sambil berbincang-bincang, akhirnya pun kami sampai di pos lapor Green ranger Cibodas, Alhamdulillah. Dan ternyata, Bapak dan Ibu saya sudah menanti kedatangan kami, Bapak dan Ibu saya menjemput saya dan kawan - kawan saya. dan ternyata Beliau sudah menunggu disini dari siang. Senang sekali hati saya, senang bisa di jemput, kami pun lapor di pos ranger. Lalu beristirahat sejenak, makan dan bersiap untuk pulang Terimakasih Tuhan, kawan-kawan, Gn Gede yang banyak memberi ilmu dan manfaat, Bapak dan Ibu yang telah mempercayakanku. Terimakasih semuanya.
"Thousand miles journey must begin with a single step". Dan semua di mulai dari sini.
Setelah lama kami berjalan sambil berbincang-bincang, akhirnya pun kami sampai di pos lapor Green ranger Cibodas, Alhamdulillah. Dan ternyata, Bapak dan Ibu saya sudah menanti kedatangan kami, Bapak dan Ibu saya menjemput saya dan kawan - kawan saya. dan ternyata Beliau sudah menunggu disini dari siang. Senang sekali hati saya, senang bisa di jemput, kami pun lapor di pos ranger. Lalu beristirahat sejenak, makan dan bersiap untuk pulang Terimakasih Tuhan, kawan-kawan, Gn Gede yang banyak memberi ilmu dan manfaat, Bapak dan Ibu yang telah mempercayakanku. Terimakasih semuanya.
"Thousand miles journey must begin with a single step". Dan semua di mulai dari sini.