Saya Wirawan Yudakusuma adalah anak kedua dari Bapak Drs Bintoro M.Si dan Ibu Endang Widawati, saya hanya dua bersaudara dengan Abang saya Rangga Kusuma Nareswara. Abang Saya sudah menikah dengan Lufitasari, dan telah memiliki anak bernama Rafi Kusuma Said Sujono. Saya terlahir dalam keluarga Jawa bahkan Kejawen, kenapa Kejawan? karena Bapakku masih banyak membawa adat-adat Jawa nya, menyimpan banyak pusaka seperti keris-keris, pedang, tongkat, kamar diatas pun di tutup dengan kain berwarna hijau yang konon untuk menarik energi seperti di pantai selatan. dan kejawen yang lainnya. Bapak saya beserta keluarga orang Jogja yang lahir di Magelang dan Ibu saya beserta keluarga orang Solo yang lahir di Wonogiri.
Sejak kecil saya selalu di ajarkan Bapak dan Ibu ku untuk menjadi orang yang kuat dan berani segala msalah sendiri. Mereka mengajarkan ku untuk lebih dekat dengan alam dan Tuhan, mengajarkan akan budaya jawa dan sejarah-sejarah Indonesia seperti mengajak ke pegunungan, pantai, Masjid-Masjid besar Kasunanan dan para Wali, serta tempat ziarah makam Raja-Raja Jawa, pokoknya yang lebih mendekatkan diri pada alam dan Tuhan. Bapak orang yang keras, sedangkan Ibu orangnya kalem dan baik sekali. dahulu Bapak kalau sudah marah, bisa ngamuk banget, barang yang di dekatnya bisa melayang-melayang. Beliau marah juga bukan tanpa sebab, terlebih supaya anaknya mengerti apa yang dimaksdunya..
Sejak kecil pun Bapak dan Ibu sudah sering menggojlog atau mengajarkan lebih kepada fisik, supaya saya dan kakakku bisa kuat nantinya juga bisa menjaga diri masing-masing, seperti latihan silat, lari di pantai, dulu hampir setiap minggu ke Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Dahulu semasih sekolah, saya amat jarang dan tak boleh keluar rumah, jarang sekali, setiap ada bapak pasti tidak berani main atau keluar rumah, jadi sabtu dan minggu pasti dirumah. main kalau sudah belajar terlebih dahulu. kalau sedang main sama teman-teman rumah, tidak boleh lewat dari jam 9-10 malam, pasti sudah di panggil Ibu untuk pulang. tidak heran teman-teman ku menyangka ku anak rumahan atau anak mami.
Seiring berjalannya waktu, sekarang saya sudah lulus sekolah dan mulai berkuliah. Bapak dan Ibu mulai memberikan kebebasan yang lebih, bahkan termat lebih. mereka sudah memberi kepercayaan lebih kepadaku, mungkin karena mereka menganggapku sudah lebih dewasa dan bisa memilih mana yang baik dan buruk. sebenarnya saya sangat senang dengan kebebasan ini, tetapi saya pun harus menjaga kepercayaan dari Bapak dan Ibu, dan harus bisa membanggakan Mereka.
Sejak kecil saya selalu di ajarkan Bapak dan Ibu ku untuk menjadi orang yang kuat dan berani segala msalah sendiri. Mereka mengajarkan ku untuk lebih dekat dengan alam dan Tuhan, mengajarkan akan budaya jawa dan sejarah-sejarah Indonesia seperti mengajak ke pegunungan, pantai, Masjid-Masjid besar Kasunanan dan para Wali, serta tempat ziarah makam Raja-Raja Jawa, pokoknya yang lebih mendekatkan diri pada alam dan Tuhan. Bapak orang yang keras, sedangkan Ibu orangnya kalem dan baik sekali. dahulu Bapak kalau sudah marah, bisa ngamuk banget, barang yang di dekatnya bisa melayang-melayang. Beliau marah juga bukan tanpa sebab, terlebih supaya anaknya mengerti apa yang dimaksdunya..
Sejak kecil pun Bapak dan Ibu sudah sering menggojlog atau mengajarkan lebih kepada fisik, supaya saya dan kakakku bisa kuat nantinya juga bisa menjaga diri masing-masing, seperti latihan silat, lari di pantai, dulu hampir setiap minggu ke Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Dahulu semasih sekolah, saya amat jarang dan tak boleh keluar rumah, jarang sekali, setiap ada bapak pasti tidak berani main atau keluar rumah, jadi sabtu dan minggu pasti dirumah. main kalau sudah belajar terlebih dahulu. kalau sedang main sama teman-teman rumah, tidak boleh lewat dari jam 9-10 malam, pasti sudah di panggil Ibu untuk pulang. tidak heran teman-teman ku menyangka ku anak rumahan atau anak mami.
Seiring berjalannya waktu, sekarang saya sudah lulus sekolah dan mulai berkuliah. Bapak dan Ibu mulai memberikan kebebasan yang lebih, bahkan termat lebih. mereka sudah memberi kepercayaan lebih kepadaku, mungkin karena mereka menganggapku sudah lebih dewasa dan bisa memilih mana yang baik dan buruk. sebenarnya saya sangat senang dengan kebebasan ini, tetapi saya pun harus menjaga kepercayaan dari Bapak dan Ibu, dan harus bisa membanggakan Mereka.
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق